Dalam implementasinya, super-adsorpsi dengan bahan jamur dan bakteri ini diterapkan pada limbah tekstil dari industri batik. Pada prinsipnya, bahan super-adsorpsi akan dimasukan ke dalam reaktor pendegradasi yang berisi limbah tekstil dan bahan-bahan adsorben lain seperti arang aktif, mangan, dan zeolit. Kemudian, reaktor dibiarkan bekerja selama kurang lebih satu minggu.
Meski begitu, lanjutnya, super-adsorpsi tersebut belum memiliki tingkat efisiensi yang tinggi.
Adi menuturkan bahwa efisiensi yang rendah ini disebabkan oleh produksi super-adsorpsi yang sulit, sehingga limbah yang telah dimasukan ke dalam reaktor masih dalam kondisi yang pekat.
“Kesulitannya karena ini berisi jamur dan bakteri sehingga proses pembuatannya masih satu persatu dan dalam kondisi steril,” terang profesor ke-147 ITS yang baru dikukuhkan pada 15 Maret lalu.
Untuk penelitian ke depannya, Adi menyampaikan bahwa akan tetap terus mengembangkan proses degradasi limbah industri seperti degradasi limbah plastik dengan memanfaatkan berbagai potensi di alam.
“Harapannya juga, melalui penelitian-penelitian tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata dengan sempurna,” tutupnya penuh harap. (ina)