Kegiatan ini melibatkan 100 lebih pelaku UMKM subsektor kopi, serta eksportir dan stakeholder lainnya yang resmi ditunjuk pemerintah untuk memfasilitasi kegiatan ekspor kopi petani Banyuwangi dan sekitarnya yang berada di kawasan Gunung Ijen.
“Kopi Banyuwangi dikenal berkualitas, baik jenis robusta maupun arabicanya,” ujar Nurdin, Coordinator Responsive Innovation Fund NSLIC.
Dia menjelaskan, rangkaian International Business Matching Ijen Coffee dimulai dengan proses kurasi untuk memastikan produk kopi UMKM siap diekspor.
“Selain produknya memenuhi standard ekapor, petani wajib memiliki lahan sedikitnya 2 hektar dengan produksi minimal 1 ton per tahun untuk kepastian produksinya,” jelas Nurdin.